Rss Feed

Pudarnya Pesona SBY

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Husein Matla mengatakan bahwa “peradaban” bergerak seperti alur segitiga, dimana ada pergerakan menuju ke atas (masa meraih), puncak (masa puncak), dan pergerakan menurun (masa penurunan). Pergerakan segitiga tersebut juga saya pikir berlaku untuk satu hal yang bernama “popularitas”. Apabila kita perhatikan dengan seksama, pergerakan popularitas seseorang maka pergerakanyapun akan menyerupai alur segitiga seperti yang dimaksud oleh husein matla. Ada masa meraih popularitas (masa pencitraan), ada masa puncak (populer), dan ada masa penurunan popularitas.

Pergerakan tersebut merupakan pergerakan yang bersifat natural yang bisa dialami oleh setiap orang. Dan ternyata hal tersebut juga terjadi pada seorang Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih kita dengan dengan singkatan SBY. Melalui politik orang tertindasnya ketika menjabat sebagai Menkopolkam pada masa pemerintahan Presiden Megawati, SBY mampu menarik simpati rakyat Indonesia dan menjelma sebagai sebuah kekuatan politik besar yang pada akhirnya mengantarkan beliau menjadi orang nomer 1 di negeri ini melalui kendaraan politik yang di bentuknya yakni Partai Demokrat bersama partai koalisinya. Tentu saja ini adalah prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang SBY dan juga partai demokrat yang mampu menklukan kekuatan politik lama seperti PDI P, PPP, dll.

Pribadi SBY yang terlihat tenang, santun, dan kharismatik ternyata memiliki daya pesona yang sangat luar biasa sehingga mampu menyihir dan memikat hati rakyat Indonesia. Sosok SBY seakan menjadi idola baru rakyat Indonesia di tengah krisis kepercayaan rakyat terhadap pemimpin-pemimpin bangsa pada saat itu. SBY seolah menjadi mentari pagi yang menjanjikan sejuta harapan dan perubahan bagi Indonesia, SBY juga di harapkan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kembali mengangkat Indonesia dari keterpurukan.

Sosok SBY memang saya akui sebagai sosok yang sangat fenomenal, popularitasnya begitu membumi di masyarakat Indonesia dari mulai kaum intelektual sampai rakyat biasa begitu terpikat dengan pesona SBY. Popularitas SBY terus mengalami peningkatan seiring dengan berbagai keberhasilanya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, pemberantasan korupsi sampai swasembada beras. Prestasi-prestasi tersebut melambungkan nama SBY di hati rakyat Indonesia, puncaknya adalah kemenangan telak SBY pada pemilu 2009, dimana SBY mampu meraup lebih dari 60% suara mengalahkan rivalnya pada saat itu yakni Megawati dan juga Jusuf Kalla, kemenagan tersebut merupakan legitimasi factual yang menegaskan popularitas SBY di mata rakyat indonesia. Kemenanagn tersebut juga menjadi kemenagan untuk kedua kalinya bagi SBY dalam pemilihan presiden. Dalam pandangan saya ini merupakan masa puncak (keemasan SBY), atau kalau di kaitkan dengan pergerakan alur segitiga maka sekarang SBY sedang berada di puncak segitiga.

Seperti yang saya kemukakan di awal bahwa setelah seseorang menduduki masa puncak, maka tahap selanjutnya yang akan di alami adalah masa penurunan. Seperti alur segitiga, setelah sampai puncak segitiga maka jalan yang ada di depan adalah turunan segitiga, demikian juga dengan pergerakan popularitas seorang SBY. Masa-masa sekarang adalah masa-masa dimana sinar popularitas SBY mulai menurun, kepercayaan rakyat mulai menipis, berbagai ketidakpuasan mulai bermunculan, berbagai cercaan dan kritikan menjadi santapan setiap hari, fenomena tersebut merupakan sebuah gejala dimana seseorang sudah mulai kehilangan popularitasnya.

Berbagai persolan bangsa yang kini muncul tentu saja berdampak negative terhadap citra SBY di mata public. Salah satu kasus yang cukup menghebohkan masyarakat adalah kasus century, kasus century merupakan kasus yang memiliki dampak paling besar terhadap citra SBY dan partai demokrat, karena kasus ini di sebut-sebut memiliki kaitan erat dengan partai demokrat. Berbagai pihak mencurigai dana talangan untuk bank century lari ke partai demokrat sebagai salah satu sumber pembiayaan kampanye partai dan pemenangan SBY sebagai presiden, apalagi pada saat itu gubernur BI-nya adalah boediono yang notabene adalah orang yang pada akhirnya di pilih SBY untuk menjadi Wapres. Hal ini tentu saja menambah kecurigaan public terhadap kasus bank century tersebut.

Lembaga survei Indo barometer menyebutkan kasus century ternyata telah mampu menurunkan tingkat kepercayaan dan kepuasan public terhadap SBY. Dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer pada 8-18 Januari lalu, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden sudah turun 15 persen dibanding pada saat baru terpilih sebagai presiden. Hal tersebut di karenakan kasus century ternyata mendapatkan perhatian yang luar biasa dari masyarakat, khususnya berkaitan dengan keterkaitan kasus tersebut dengan SBY. Dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer berkaitan dengan perhatian public terhadap kasus century dan dampaknya terhadap citra SBY
, 47,8 persen responden menyebutkan kasus Bank Century bisa merusak citra Presiden SBY dan hanya 18,4 persen responden yang menyatakan tidak sampai merusak citra Presiden. Sedangkan 33,8 persen responden lainnya mengatakan tidak tahu dan tidak menjawab. Puncak dari kekesalan public terhadap SBY adalah munculnya wacana pemakzulan terhadap SBY, karena dianggap telah melanggar undang-undang, bahkan senin kemarin 60 LSM mendeklariskan upaya untuk menurunkan SBY karena SBY dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya.

Kenyataan tersebut tentu saja merupakan sebuah pukulan telak bagi SBY, dan ini juga bisa menjadi sinyal bahwa masa keemasan SBY mulai berakhir, sinar-sinar kejayaan SBY mulai meredup, dan tinggal menunggu waktu saja dimana SBY yang tadinya di puja-puja setengah mati oleh rakyat berbalik menjadi bulan-bulanan rakyat karena dinilai telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Atau bisa saya katakan disini bahwa ini adalah suatu kondisi yang di sebut “Pudarnya Pesona SBY”.

“Uya Kuya Membongkar Kasus Century”

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Saya berharap anda semua yang membaca tulisan ini akan salah paham dan bertanya-tanya ketika membaca judul tulisan ini, karena memang kalau anda tidak salah paham dan tidak bertanya-tanya maka anda justru akan tersesat dan merasa tertipu dengan tulisan yang saya buat ini.
“Uya Kuya Membongkar Kasus Century” sebenarnya bukanlah sebuah tulisan yang menggambarkan secara riil seorang Uya Kuya yang konyol yang sekarang lebih di kenal sebagai seorang pesulap berusaha membongkar skandal century dengan kekuatan hipnotisnya seperti yang sering kita tonton dalam acara televisi. Namun, tulisan ini lebih kepada upaya penulis untuk memberikan sebuah gambaran kepada para pembaca bahwa ternyata membongkar sebuah skandal kejahatan dan mengungkap sebuah kebenaran akan terasa sangat sulit ketika hal tersebut sudah memasuki ranah politik.
Semua perkara, apapun itu ketika sudah bersentuhan dengan wilayah politik maka coraknya akan berubah menjadi abu-abu, remang-remang, dan di buat tidak jelas sehingga masyarakat sebagai penonton di buat bingung untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, karena kebenaran yang di cari telah berubah menjadi sesuatu hal yang bersifat relatif, bahkan hukum-pun yang seharusnya mampu untuk bertindak tegas di buat loyo dan tidak berdaya.
Kenyataan itu dapat kita saksikan sekarang di arena rapat pansus century di gedung DPR. Upaya pansus century DPR untuk membongkar skandal penyelamatan century yang berbau konspirasi hitam dan di sinyalir aliran dananya masuk ke kantong-kantong partai terutama Partai Demokrat yang notabene adalah partai pemenang pemilu dan juga partai yang berhasil mengusung SBY sebagai presiden untuk kedua kalinya terasa begitu sulit dan rumit. Berbagai pihak telah di hadirkan dan di mintai keterangan oleh Pansus Century, dari mulai para pejabat BI, Menkeu, BPK, LPS, Wapres sampai Mantan Wapres, namun keterangan yang di berikan oleh pihak-pihak tersebut ternyata belum cukup mampu untuk mengungkap kejahatan kasus century, walaupun memang kita akui sudah ada kemajuan.
Kesulitan yang di alami pansus century dalam mengungkap kejahatan century di sebabkan karena masing-masig pihak yang di mintai keterangan memiliki argumentasinya masing-masing dan menganggap argumentasinya tersebut adalah sesuatu hal yang benar, padahal pernyataan-pernyataan yang berbeda tersebut mengindikasikan adanya sebuah kebohongan yang di sembunyikan. Bahkan yang menarik adalah pernyataan-pernyataan yang di buat oleh masing-masing pihak sering kali bersifat saling menyudutkan pihak yang lain. Misalkan pernyataan Sri Mulyani yang merasa kecewa dengan BI karena data yang di berikan kepada beliau di nilai kurang lengkap, namun dari BI membantah itu. Atau pernyataan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa dia telah melapor dan berkoodinasi dengan JK sebagai penanggung jawab pemerintahan berkaitan dengan penyelamatan Bank Century namun dari pihak JK mengatakan bahwa beliau tidak pernah di hubungi oleh Sri Mulyani, atau pernyataan BI yang mengatakan bahwa Bank Century perlu di selamatkan tapi dari Robert Tantular sendiri sebagai pemilik Bank Century mengatakan bahwa pada saat itu Bank Century masih dalam keadaan aman. Rapat Pansus Century juga di warnai dengan pertunjukan silat lidah kelas tinggi, misalkan pada saat pemanggilan Marsilam Simanjutak untuk mempertanyakan kapsitas marsilam simanjuntak pada rapat KSSK, atau juga pada saat pembahasan masalah keberadaan KK, pihak-pihak yang terkait tersebut terlihat begitu lihai dalam memainkan kata-kata, sehingga yang menyaksikan seakan di buat bingung sebenarnya yang benar mana dan yang salah mana.
Kenyataan tersebut memberikan sebuah isyarat yang sangat nyata bahwa memang sebenarnya ada sebuah kebohongan besar yang di sembunyikan di balik skandal century, namun sayangnya pengungkapan kebohongan tersebut akan menjadi semakin sulit ketika orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut sudah bersepakat untuk bohong, apalagi kasus century ini sangat berkaitan erat dengan para pemegang kekuasaan sehingga makin rapatlah tembok kebohongan tersebut. Lantas apa yang bisa di lakukan untuk bisa mengungkap semua itu, saya pikir penyelesaian kasus century akan sangat tergantung pada sikap politik dari masing-masing fraksi di DPR terutama berkaitan dengan komitmen mereka untuk mengungkap skandal yang telah merugikan negara 6,7 triliun sampai ke akar-akarnya, karena memang kasus ini bersifat sangat sensitif terutama bagi partai demokrat, sehingga partai-partai yang merasa terusik dengan kasus ini tentu saja akan berusaha untuk mempersulit jalanya penyelidikan oleh pansus, mereka tidak ingin kasus ini terbongkar. dan itu terlihat jelas di arena rapat pansus dimana adanya perseteruan keras antara partai demokrat dengan partai-partai oposisi bahkan menariknya perseteruan tersebut juga terjadi dengan partai koalisinya sendiri. dan dalam kaca mata politik saya sikap defens partai demokrat tersebut mengindikasikan bahwa memang ada hubunganya skandal century dengan partai demokrat. sebagai seorang rakyat saya berharap sikap politik yang kritis dari partai-partai yang ada di pansus bisa terus di jadikan sebagai dasar untuk mengungkap skandal century, karena memang sikap politik yang demikian akan semakin memudahkan pansus untuk mengungkap kejahatan skandal century. jangan sampai partai-partai yang ada di pansus terjebak pada sebuah konspirasi politik kepentingan yang hanya akan kembali melukai hati rakyat.
Melihat rumitnya permasalahan century , pernah sedikit saya bergurau dengan teman ketika membicarakan masalah kasus century, saya mengatakan bahwa mungkin kejahatan kasus century akan bisa di ungkap apabila pansus century menghadirkan Uya Kuya sebagai ahli menyikap kebohongan, sehingga lidah pihak-pihak yang terkait skandal century yang tadinya begitu lincah dalam berkata-kata bohong akan di buat teler oleh uya kuya dan mengatakan secara gamblang apa yang sebenarnya terjadi seperti dalam acara sulapnya uya kuya yang sering membongkar berbagai skandal pribadi melalui metode hipnotis, mungkin inilah saatnya uya kuya membongkar skandal hitam kasus century melalui metode hipnotis yang efisien dan efektif.

KEKAYAAN INDONESIA YANG DI KLAIM PIHAK ASING

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Beberapa waktu yang lalu bangsa indonesia di hebohkkan oleh klaim negara tetangga kita malaysia atas bebarapa budaya asli indonesia, dari mulai tari pendet sampai es cendol semuanya di klaim sebagai warisan budaya asli malaysia. namun tahukah anda kalau sebenarnya banyak sekali kekayaan indonesia yang ternyata di klaim oleh pihak asing, berikut bebarapa kekayaan budaya asli indonesia yang di klaim oleh pihak asing:

1. Batik dari Jawa diklaim oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau diklaim oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat diklaim oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan diklaim oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara diklaim oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat diklaim oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah diklaim oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh diklaim Oknum WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau diklaim oleh Oknum WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

Dari sini kita bisa tahu bahwa ternyata klaim pihak asing terhadap warisan budaya indonesia jauh lebih banyak dari yang di munculkan oleh berbagai media, bahkan ternyata pelakunya juga bukan hanya negara tetangga kita malaysia tapi juga ada coorporate, dan negara-negara lain. tentu saja ini merupakan sebuah kondisi yang sangat menyedihkan karena kita sebagai sebuah bangsa ternyata belum cukup mampu untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya kita sehingga banyak pihak di luar kita yang akhirnya mengklaim budaya-budaya kita sebagai budaya mereka. dari beberapa pengalaman tersebut mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran dan melakukan langkah antisipatif dengan cara menjaga dan melestarikan budaya tersebut, dsedangkan i tataran pemerintah hendakanya bisa melakukan langkah-langkah yang bersifat yuridis untuk dapat melindungi warisan budaya kita agar tidak di klaim oleh pihak-pihak asing.

HUTANG TERBESAR INDONESIA SEPANJANG SEJARAH

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Tahukah anda kalau hutang indinesia dalam kurun waktu 5 tahun ini ternyata bukanya mengalami penurunan malah justru semakin mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tim Indonesia Bangkit (TIB) mencatat utang Indonesia dalam 5 tahun terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 31 persen menjadi Rp 1.667 triliun. dengan demikian, dalam lima tahun terakhir jumlah utang Indonesia meningkat sebesar 31 persen dari Rp 1.275 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp 1.667 triliun pada bulan Januari 2009 atau naik kurang lebih sebesar Rp 392 triliun. dan Itu menempatkan Indonesia pada rekor utang terbesar sepanjang sejarah, lebih lanjut data dari TIB tersebut juga mengatakan jumlah utang per kapita Indonesia pun meningkat. Jika pada 2004 utang per kapita Indonesia sekitar Rp 5,8 jutan per kepala, maka pada Februari 2009 melonjak jadi Rp 7,7 juta per kepala. lantas inikah kemajuan ekonomi seperti yang di katakan oleh pemerintah akhir-akhir ini?, jelas secara nalar sehat ini tidak masuk akal, hutang semakin bertambah kok di sebut sebagai sebuah kemajuan, kalau negara kita bisa memberikan hutang kepada negara lain baru itu di sebuat sebuah kemajuan. berdiri sendiri aja tidak mampu minta di sebut sebagai negara yang maju secara ekonomi. Indonesia..indonesia..,melas temen ya....