Rss Feed

12-08-09 Pukul 22.00 WIB; Ekspresi Kemerdekaan dari Sudut Kampoeng GRENDENG….

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Malam itu dengan rasa kantuk yang menggelayuti mata, saya pergi keluar kostn untuk sekedar mencari minuman sebagai pengusir rasa kantuk karena memang pada malam itu saya sedang lembur untuk menyelesaikan hasil skripsi, jadi walaupun sudah ngantuk tapi saya harus tetap paksakan untuk melek. Ya begitulah nasib orang yang sedang nggarap skripsi.., gerutu saya dalam hati. Namun, seketika saya terkejut menyaksikan suasana malam di luar kostn, karena memang suasana malam hari ini terasa sangat berbeda dari hari biasanya, suasananya terlihat sangat ramai dengan banyaknya orang-orang yang sedang berkumpul, padahal pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, yang biasanya masyarakat sekitar sudah pada tertidur lelap. Selidik punya selidik setelah saya bertanya dengan salah seorang masyarakat disitu, ternyata malam itu warga sekitar sedang mempersiapkan diri untuk menyambut hari kemerdekaan RI pada tanggal 17 agutus nanti. Wah luar biasa ya.., pedahal kan tanggal 17nya masih 1 mingguan lagi tapi udah rame kayak gini, gimana nanti pas hari-H nya. Tiba-tiba sdikit rasa malu menghampiri perasaanQu soalnya kalau di kampoengQu perayaan hari kemerdekaan itu nggak serame disini, malahan dulu pernah nggak ada perayaan spesial sama sekali, cuman pasang=pasang bendera aja. He..he.., gimana iki pak RT, masa 17 agustusan sepi kegiatan mulu.
Melihat suasana yang ramai kayak gitu, akhirnya saya memutuskan untuk menikmatinya dulu sebentar sebelum balik ke kamar kost dan mulai di sibukan dengan skripsi yang semakin lama semakin menjenuhkan. Dari kegelapan terlihat ibu-ibu yang sedang latihan gerak jalan dengan penuh semangat walaupun dari beberapa ibu-ibu tersebut terlihat menahan hawa dingin yang menusuk kulit dengan memakai jaket tebal. Suasana semakin meriah karena latihan gerak jalan ibu-ibu tersebut di iringi alunan musik kentongan (musik tradisional banyumas) yang dimainkan oleh bapak-bapaknya, namun ada yang berbeda dengan musik kentongan kali ini, karena alat musiknya bukan hanya pakai kentong saja tapi juga ada yang pakai ember, panci sehingga alunan nada yang di hasilkanpun tersa begitu ramai terdengar di telinga. Sementara bapak dan ibunya lagi berlatih kentongan dan gerak jalan, anak-anak kecilnya juga nggak mau kalah, mereka menambah hangat suasana malam itu dengan berjoged-joged sesuai dengan irama yang di hasilkan oleh alat musik kentongan tersebut. Weleh-weleh makin mantep aja nie pertunujukan gratis yang aku saksikan malam ini, puji saya dalam hati.
Saya pikir apa yang aku saksikan malam hari ini adalah sebuah ekspresi kemerdekaan dan kecintaan dari sebagian masyarakat grendeng terhadap indonesia, sebuah ekspresi yang tulus dengan harapan agar indonesia kedepan bisa lebih baik. Mereka adalah masyarakat yang cinta terhadap negerinya, walaupun secara pribadi hidup mereka belum meredeka sepenuhnya, mereka belum merdeka secara ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dll karena saya sendiri masih menyaksikan dengan mata dan hati saya sendiri mereka masih harus tetap berjibaku dengan kehidupan yang semakin sulit dan keras, sulit karena harga semabako yang terus naik, sulit karena biaya pendidikan yang mahal, dan sulit karena susahnya mendapat pekerjaan yang layak. Saya kira ini adalah pesan bagi para penguasa di negeri ini bahwa betapa besar kecintaan mereka terhadap indonesia, dan sudah saatnyalah mereka (rakyat indonesia) di berikan kesejahteraan yang layak agar mereka juga bisa merasakan dan merayakan kemerdekaan indonesia dengan senyatanya, bukan sebuah kemerdekaan yang palsu yang di bungkus dengan pesta-pesta rakyat tersebut. Sudah terlalu lama rakyat indonesia menunggu kehidupan yang damai dan sejahtera ditengah penderitaan yang terus mendera mereka, kemerdekaan indonesia dan kesejahteraan rakyat adalah hal yang mutlak untuk di wujudkan, bukan dalam kata-kata tapi juga dalam kenyataan dan mudah-mudahan itu akan terwujud di usia indonesia yang sudah menginjak angka 64.

Tulisan ini saya buat sebagai refleksi kemerdekaan yang diangkat dari sebuah kisah yang sederhana namun kaya akan makna.

0 komentar:

Posting Komentar