Rss Feed

DEMOKRASI PROLETAR KHAS ANGKRINGAN

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

Sederhana dan merakyat, itulah kesan pertama yang akan kita dapatkan ketika kita memasuki tempat yang bernama angkringan. Hal tersebut dapat tercermin dari tampilan luar tempat tersebut yang memang sangat sederhana, gerobag kayu, kursi kayu, lantai tanah, jajanan rakyat, dengan di terangi lampu remang-remang seakan menegaskan kesan kesederhanaan dan merakyat yang saya maksudkan.
Kesederhanaan ala rakyat kecil memang telah menjadi ciri khas dan identitas tempat nongkrong dan makan yang berasal dari klaten ini. Sebenarnya tampilan angkringan/warung HIKS dulu tidak seperti yang sekarang, karena kalau dulu yang namanya angkringan/warung HIKS itu di jajakan dari rumah ke rumah dan dari kampung ke kampung dengan membawa lampu templok yang membawa suasana remang-remang yang khas, namun seiring dengan perkembangan jaman kini tampilan angkringan/warung HIKS telah mengalami banyak perubahan, dari yang tadinya di jajakan dari rumah ke rumah menjadi menetap di suatu lokasi tertentu. Namun terlepas dari perubahan itu semua, satu hal yang tidak berubah dari warung makan angkringan atau kalau di jogja dan solo lebih di kenal dengan warung HIKS adalah budaya berdiskusi dan berdemokrasi ala rakyat proletar yang menjadi pelanggan tempat tersebut, karena memang dari dulu sampai sekarang angkringan atau warung HIKS menjadi salah satu media bagi rakyat kecil untuk bertukar pikiran atau juga membicarakan tentang keadaan sosial bahkan politik.
Suasana yang sama juga akan kita dapatkan di angkringan purwokerto, kalau anda tidak percaya, cobalah anda berkunjung sendiri, saya jamin anda pasti akan di suguhkan dengan budaya berdemokrasi yang khas dan unik yang di tampilkan oleh para proletar dan juga mahasiswa, mereka semua terlihat sangat menikmati suasana, makanan, minuman dan obrolan mereka tentang banyak hal, dari mulai tentang kampus sampai dengan permasalahan-permasalahan sosial-politik bangsa ini. Kalau anda mau mendapatkan pertunjukan yang lebih seru dan menarik, maka cobalah anda untuk lebih lama di tempat tersebut sampai larut malam karena memang suasana akan semakin hangat ketika malam sudah semakin larut, karena semakin malam semakin banyak para aktivis yang berdatangan untuk sekedar nongkrong, ngobrol atau juga menghabiskan malam dengan sisa-sisa energi yang dimiliki.
Bagi saya angkringan memang telah menjadi salah satu budaya bagi masyarakat, sebuah budaya yang mengajarkan kesederhanaan, kebersamaan, dan sikap kritis terhadap keadaan sosial-politik yang terjadi di negeri ini. Atau dengan kata lain, angkringan adalah rumah demokrasi bagi rakyat kecil yang ingin menyampaikan ide, gagasan, dan kritikan-kritikan atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sebuah ruang diskusi publik ala proletar. Dan ini tentu saja merupakan sebuah media yang sangat bagus dan efektif sebagai sebuah upaya pembangunan masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap segala permasalahan sosial-politik yang terjadi di negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar