Rss Feed

Refleksi Untuk Negeri Di Penghujung Tahun 2008


REFLEKSI UNTUK NEGERI
Merefleksikan Apa Yang Telah Dan Sedang Terjadi Serta Menata Langkah Untuk Meraih Mimpi Menuju Indonesia Yang Maju, Mandiri Dan Bermartabat

Oleh: Fahmi Fatkhurozi

“The Great Indonesia” begitulah kata Hery Tjanjono (penulis buku The XO Way) dalam artikelnya di majalah Tempo edisi 13-19 aguztus 2007, dalam sebuah lagu yang dinyanyikan oleh koesploes indonesia juga di ceritakan sebagai sebuah negeri yang begitu indah dan dengan kekayaan alam yang begitu melimpah, dalam lagu tersebut juga di ceritakan bahwa tongkat kayu apabila ditanam ditanah indonesia bisa tumbuh menjadi tanaman, bahkan seorang dari negeri asing ada yang pernah mengatakan bahwa indonesia adalah negeri percikan air dari surga. Subhanallah, begitu luar biasakah indonesia sehingga banyak orang yang begitu terpesona dan terkagum-kagum dengan keindahan dan kekayaan alam di negeri yang di sebut sebagai zambrud khatulistiwa.
Menurut saya, apa yang diungkapkan diatas memang tidak terlalu berlebihan untuk memberikan gambaran tentang negeri yang bernama indonesia, karena memang itulah kenyataanya. Indonesia adalah negara besar yang dihuni oleh beranekaragam suku bangsa dan bahasa yang berbeda, budaya yang unik dan beranekaragam, serta dikaruniai potensi dan kekayaan alam yang luar biasa melimpah. Dalam buku yang berjudul “selamatkan indonesia” karya amien rais di gambarkan betapa indonesia adalah sebuah negeri yang memiliki SDA yang begitu melimpah, kekayaan alam tersebut meliputi tanah yang subur untuk pertanian, dan berlimpah ruah sumber minyak serta hasil tambang. Cadangan minyak bumi indonesia mencapai sekitar 8,6 milyar barel dengan tingkat produksi kurang lebih 400 juta barel pertahun. Sementara cadangan gas bumi mecapai sekitar 185,5 triliun kaki kubik dengan tingkat produksi 3 triliun kaki kubik per tahun. Negeri ini juga dipenuhi dengan sebaran mineral logam utama, serta mineral industri, seperti batu bara, beuksit, emas, timah, tembaga, perak, timah yang semuanya berada dalam peringkat ke 2 – 9 di seluruh dunia.
Harusnya dengan kekayaan alam yang begitu melimpah indoensia dapat menjadi bangsa yang maju dan bermartabat serta dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Namun, kenyataanya indonesia ternyata tidak mampu untuk mewujudkan hal itu. Yang terjadi, Indonesia kini memiliki hutang 145 milyar dollar, jumlah penduduk miskin di indonesia kini mencapai 39,05 juta jiwa atau sekitar 17,75 % itu juga, jika garis kemiskinan 153 ribu per kapita per bulan. Jika garis kemiskinan dinyatakan sekitar 540 ribu per kapita per bulan sesuai standar bank dunia maka jumlah anak bangsa yang terperangkap dalam kemiskinan mencapai 109 juta jiwa atau 49,5 % atau nyaris separuh dari jumlah penduduk indonesia. Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka mencapai sekitar 12 juta orang dan mereka yang tergolong setengah pengangguran mencapai sekitar 30 juta orang. Menurut penuturan menteri kesehatan 4,1 juta bayi atau 20 % menderita gizi kurang dan 8 % diantaranya menderita gizi buruk.
Dalam bidang pendidikan, kita juga akan disuguhkan suatu realitas yang memilukan. Data dari depdiknas sebagai hasil dari rembugnas juni 2007 menunjukan pada tahun 2003 ada sekitar 531.186 ruang kelas yang rusak dari jumlah itu 360.219 ruang sudah diperbaiki dan sisanya 170.967 akan diperbaiki pada program tahun 2008. dalam bidang Infrastruktur juga tidak kalah memilukan, ambil contoh saja jalan nasional, dari total panjang jalan nasional saat ini 34.628, 2779 diantaranya rusak ringan dan 3844 km dalam kondisi rusak berat. Akibatnya, bukan hanya kerugian ekonomi yang bisa mencapai puluhan milyar rupiah serta terhambatnya mobilitas sosial namun juga banyak jiwa yang harus melayang. Data YLKI menyebutkan selama januari-maret 2008 tidak kurang dari 35 orang tewas dijakarta. Sedangkan dari total korban lalu lintas secara nasional yang mencapai 30 ribu jiwa per tahun, 3000 orang diantaranya meninggal akibat jalan yang rusak (media indonesia06/05/2008).
Pertanyaanya, kenapa bangsa yang dikarunia sumber daya alam yang begitu melimpah dan telah menyatakan kebangkitan nasional 1 abad yang lalu mengalami nasib yang memilukan seperti ini?. Ternyata salah satu permasalahanya adalah negeri ini belum mampu untuk mengelola sumber daya alam yang begitu melimpah secara mandiri, malah justru yang terjadi adalah kekayaan-kekayaan alam tersebut dijual kepada pihak asing. Misalkan dalam pengelolaan kandungan minyak bumi, dari 1 juta barel produksi minyak nasional per hari hanya 70 ribu barel yang diproduksi pertamina. Sekitar 75 ribu produksi medco dan KPS lokal. Sisanya sekitar 855 ribu barel per hari ditangan produsen asing. 90 persen dari kontrak kerjasama produksi dikuasai asing. Lebih parah lagi, sektor pertambangan tembaga dan emas sudah hampir 100% dikuasai asing. Salah satu contoh riil dan fenomenal yang hampir tidak bisa diterima akal sehat dan masih berlangsung hingga sampai saat ini adalah eksploitasi emas dan tembaga oleh PT. Freport di papua. Ini adalah tambang mineral terbesar yang menguras 3000 ton bijih per tahun, sekaligus menghancurkan ekosistem 3 sungai besar dan laut arafura. Padahal royalti yang diterima indonesia dari penjualan bersih tergolong sangat kecil yaitu 1 hingga 3,5 % untuk konsentrat tembaga dan 1 % fixed untuk emas dan perak, lebih gila lagi iuran tetap untuk wilayah pertambangan hanya berkisar 225 rupiah sampai 27 ribu rupiah per hektar per tahun, sangat jauh lebih rendah dibandingkan sewa lahan sawah oleh petani penggarap termurah sekalipun
Kebodohan-kebodohan ini terus berlangsung seiring dengan jatuhnya kawasan-kawasan migas yang potensial ke pihak-pihak asing. Contoh lain dan masih hangat ditelinga kita adalah blok cepu, kawasan ini memiliki cadangan minyak minimal 600 juta barel dan 2 triliun kaki kubik gas. Maka pada harga minyak 60 dolar per barel dan gas 3 dolar per MMBTU nilainya bisa mencapai sekitar 387 triliun rupiah. Lihat juga nilai kontrak penjualan LNG Tangguh ke Fujian China sebesar 2,6 juta ton per tahun dengan harga 3,35 dolar per MMBTU selama 25 tahun yang sesungguhnya merugikan bangsa ini sekitar 350 triliun rupiah. Belum lagi, kontrak bagi hasil Natuna Blok D-Alpha dengan porsi bagi hasil sebelum pajak 100% untuk exxon mobil dan 0 % untuk pemerintah, artinya pemerintah sama sekali tidak mempunyai hak atas hasil produksi gas secara fisik karena pemerintah hanya akan mendapatkan penerimaan dari pajak saja.
Bagaimana kondisi hutan diindonesia, kantor berita reuters menyebutkan bahwa 72 % hutan diindonesia telah musnah, sementara setengah dari sisanya terancam punah akibat pembalakan komersial, kebakaran hutan dan pengundulan untuk perkebunan sawit. Guinness Book Of Record pada tahun 2008 menobatkan indonesia sebagai negara yang memegang kejuaraan dunia pengundulan hutan, sementara Grenpeace menyatakan bahawa dalam kurun waktu 2000-2005 indonesia merupakan negara tercepat dalam mengunduli hutanya. Setiap jam, hutan seluas 300 kali lapangan sepakbola amblas untuk selama-lamanya.
Sungguh ini adalah sebuah kondisi yang sudah teramat parah bagi sebuah bangsa besar seperti indonesia, lalu kenapa pemerintah di negeri ini seolah tak berdaya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan kenapa undang-undang dan peraturan yang dibuat tidak mampu untuk mencegah dan menjaga harta kekayaan ibu pertiwi?. Malah justru sebaliknya beberapa undang-undang dan peraturan malah justru cenderung menjual negara. Misalnya Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, serta Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007, Bahkan kini ada sekitar 44 BUMN strategis yang akan dijual.
Akhirnya saya sebagai salah satu anak bangsa yang memiliki kepedulian atas kondisi yang terjadi di negeri ini, memiliki satu kesimpulan bahwa bangsa ini yang telah memproklamirkan kemerdekaanya 63 tahun yang lalu dan telah menyatakan kebangkitanya 1 abad yang lalu ternyata secara hakikat belum mampu meraih itu semua. Kemedekaan yang diraih 63 tahun yang lalu ternyata belum mampu menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang mapan dan mandiri, yang ada bangsa ini masih memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada pihak asing. Artinya, secara tidak langsung bangsa ini masih terjajah dan terjarah sumber dayanya oleh pihak-pihak asing. Kebangkitan nasional yang diproklamirkan 1 abad yang lalu juga sama sekali tidak menunjukan indikasi bahwa bangsa ini akan bangkit dan beranjak dari keterpurukan, yang ada bangsa ini malah semakin terpuruk dalam segala bidang, baik itu ekonomi, sosial, budaya, politik, dll. Untuk itulah di penghujung tahun 2008 ini marilah kita segenap putra-putri bangsa ini untuk merefleksikan kondisi memilukan yang mendera bangsa ini dan beranjak dengan segenap potensi yang kita miliki untuk satu tujuan yakni menyelamatkan dan membangun indonesia menjadi bangsa yang mandiri, maju dan bermartabat.

Penulis Adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Angkatan 2005
NB: Semua Data dalam tulisan ini diambil dari buku “Selamatkan Indonesia” Karya Amin Rais.

1 komentar:

Hasby M. Zamri mengatakan...

Wah, ternyata mas Fahmi dah mulai nge-blog jg ya,

Selamat dan moga sukses deh bwt blognya,

Oh iya, bloh mu q link di blog q ya,
thx,

Salam,
Hasbyzamri.blogspot.com

Posting Komentar